Powered By Blogger

Selasa, 25 Mei 2010

manusia dan harapan

BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan berati manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meningalpun mempunyai harapan, biasanya berupapesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan. Misalnya, seseorang mempu membeli sepeda motor tidak mungkin membeli mobil.
Harapan harus sesuai berasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan YME. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdo’a. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapa dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu merupakan bagian hidup manusia.











BAB II
PERMASALAHAN
1. Pengertian Harapan
2. Harapan dan Fenomena Sosial
3. Kepercayaan
4. Harapan aalah Semangat Hidup Manusia

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi: sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Harapan adalah Fenomena Sosial
Selama masih hidup semua orang selalu ada perasaan berharap. Kadang kala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidak seimbangan di dalam hidupnya. Ketidak seimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai macam wujud dalam berbagi macam bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya : putu asa, selalu termenung, frustasi, dan sebagainya. Tetapi pada orang lain kegagalan yang diperoleh akan dianggap sebagai suatu pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha lebih giat.
Tercapainya keinginan seseorang dapat ditempuh dengan berbagai macam cara, ada yang menempuhnya dengan cara yang telah dilarang oleh norma-norma agama dan hukum dan ada pada yang menempuhnya dengan cara yang dibenarkan oleh norma-norma tersebut.
Menurut kodratnya manusia adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masarakat lainnya. Tak ada suatu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Di tengah manusia lain itulah seorang dapat hidup dan berkembang baik phisik jasmani ( sandang, pangan, papan) dan spiritualnya (kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan).
Sehubungan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkatagorika kebutuhan menusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia yaitu :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup,
2. Harapan untuk memperoleh keamanan,
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan di cintai,
4. Harapan memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan,
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita.

C. Kepercayaan
Kepercayaan berasaldari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal–hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Maka kepercayaan dapat di bedakan menjadi :
1. Kepercayaan kepada diri sendiri
Pada dasarnya percaya pada diri sendiri merupakan percaya pada Tuhan YME. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. contohnya: orang yang berjanji sesuatu itu dipenuhi meskipun janji itu tidak terdengar oleh orang lain.
3. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan YME itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan amat penting, karena merupakan tali kuat yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan YME adalah :
1. Meningkatkan ketaqwaan kita
2. Meningkatkan pengabdian kita
3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia.

D. Harapan adalah semangat Hidup Manusia
Dewasa ini sering kita temui banyaknya cendikiawan-cendekiawan muda menorehkan presasi dalam bidang akademik hal seperti ini tidak luput dari kerja keras sebagai individu yang dalam mencapai keberhasilan. Sikap untuk menjadi hidup lebih baik serta harapan tinggi menjadi modal penting meraih kesuksesan. Keberhasilan seseorang itu tidak dapat diraih hanya dengan sikap pasrah saja tetapi harus di sertai dengan usaha dan sikap kerja keras dan selalu berfikir optimis untuk meraihnya. Harapan yang tinggi menjadikan sseorang untuk memacu menjadi orang yang lebih baik dan memiliki prestasi yang baik. Dari tingginya harapan manusia untuk memperoleh sesuatu hal yang diinginkannya maka manusia harus memiliki semangat untuk hidup yang tinggi. Dari harapan itulah manusia bisa mewujudkan apa yang mereka inginkan. Tanpa harapan tentunya manusia tidak akan bisa berhasil mewujudkan ssesuatuyang diingnannya.




















BAB IV PENUTUP
Pada hakekatnya manuia dan harapan memiliki keterkaitan yang sama satu dengan yang lain, harapan merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan misalnya didalam kehidupan nyata sering kita melihat realitas mengenai kehidupan manusia yang memilki keteguhan dan kesungguhan dalam memperoleh harapan yang diinginkan pasti seorang tersebut memiliki harapan kelak dapat diterima dan dihargai dalam lingkungan sekitarnya. Kebutuhan untuk memperoleh harapan juga penting karena tanpa kebutuhan mendasar dalam diri individu pasti harapan tersebut tidak dapat terwujud dengan baik.















DAFTAR PUSTAKA
Dendosurono, Prawiyotmojo. 1982. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Tim Pembina ISD-FPIPS IKIP.
Mustopo, Habib. 1989. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Usaha Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar